Sejarah Adanya Boneka Seks, Dutch Wife

Sejarah Adanya Boneka Seks, Dutch Wife - Gara-gara kehadiran boneka seks bikinan Jepang yang terlihat sangat mirip dengan manusia. Mata, kulit, seakan nyata. Pembeli bahkan dapat memilih sesuai yang diinginkan: ukuran payudara, warna rambut, hingga bentuk jemarinya.

Sejarah Adanya Boneka Seks, Dutch Wife

Keberadaan boneka seks mirip wanita asli sudah lama ada. Bahkan bisa ditelusuri sejak zaman Yunani kuno. Lewat legenda Pygmalion, seorang pematung jatuh cinta pada sosok perempuan cantik hasil pahatannya sendiri. Ia berdoa gadis yang dicintainya menjadi nyata, permohonannya dikabulkan, mereka pun hidup bahagia selamanya. Menurut buku The Erotic Doll karya Dr Marquard Smith, kepala studi doktoral sekaligus pemimpin riset Royal College of Art'rsquos School of Humanities, dalam kisah asli Ovid, diindikasikan sang pematung itu tidak hanya mencintai hasil karyanya tapi juga melakukan hubungan seks dengan benda itu.

Kisah lain menyebut, ahli pidato Yunani Athenaeus menulis tentang seorang pria yang memiliki hubungan cinta secara fisik dengan patung Cupid. Contoh yang relatif lebih baru menyebut, seorang tukang kebun dilaporkan terpergok saat hendak berhubungan seksual dengan replika Venus de Milo pada 1877. "Sepanjang sejarah, sejumlah pria punya kecenderungan untuk berhubungan badan dengan benda berbentuk perempuan," demikian ditulis Julie Beck, editor situs The Atlantic.

Para pelaut di masa lalu seringkali menggunakan pakaian untuk membuat boneka kekasih yang disebut dame de voyage - dalam Bahasa Prancis atau dama de viaje dalam Bahasa Spanyol. Kini, di Jepang era modern, marak industri boneka seks dikenal sebagai 'Dutch wives' - merujuk pada boneka kulit dari Abad ke-17 yang dibawa pelaut Belanda yang pada masa itu memiliki hubungan dagang dengan penduduk Negeri Sakura.